Teka-teki Bau Hujan yang Menyegarkan Terungkap
Hujan deras akan menghasilkan bau
tanah yang begitu menyegarkan. Namun, apakah kita tahu apa sebab bau
menyegarkan itu, dan bagaimana hal tersebut dihasilkan?
Peneliti Australia, IG Bear dan RG Thomas, pada publikasinya di jurnal Nature tahun 1964 menyebut bau hujan sebagai petrichor. Bau tersebut dideskripsikan seperti campuran minyak tumbuh-tumbuhan dan senyawa geosmin yang dilepaskan saat hujan sampai tanah.
Kini, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap rahasia di balik bau tersebut dan menguraikannya.
Menggunakan kamera kecepatan tinggi, ilmuwan mengobservasi cara tetesan air hujan menjebak gelembung udara saat menyentuh tanah. Hasil observasi dipublikasikan di jurnal Nature Communication, Rabu (14/1/2015) lalu.
Ilmuwan menemukan, tetesan air hujan akan menghasilkan senyawa bernama aerosol ketika menyentuh tanah.
Prosesnya, ketika menyentuh permukaan tanah berpori, tetesan air hujan akan memipih karena berkurangnya energi kinetik. Gelembung udara lalu terbentuk akibat perbedaan kecepatan pemuaian air dengan penyerapan air oleh tanah.
Penyerapan air oleh tanah berlangsung, membuat gelembung udara terjebak lalu membesar, dan terus bergerak naik.
Saat gelembung udara menyentuh permukaan bagian atas tetesan air, maka gelembung itu akan pecah. Saat pecah, gelembung itu kemudian melepaskan aerosol serta senyawa lain yang ada di tanah. Proses ini sangat singkat, cuma seperseratus ribu detik.
Menurut Cullen Blue, peneliti dari MIT yang terlibat dalam riset ini, gelembung udara yang pecah tak hanya melepaskan senyawa kimia, tetapi juga mikroorganisme, ke lingkungan sekitar.
Blue juga mengatakan bahwa lebih banyak partikel akan dihasilkan oleh hujan ringan dan sedang daripada hujan deras.
"Hujan terjadi setiap hari, sekarang juga sedang hujan di suatu wilayah di dunia. Hujan adalah fenomena yang sangat umum dan begitu menarik bagi kami sebab tak ada orang yang mengobservasi mekanisme ini," kata Blue seperti dikutip BBC, Jumat (16/1/2014).
Ilmuwan sudah pernah mengamati produksi aerosol saat air hujan menyentuh permukaan air. Ini adalah riset pertama yang mendeskripsikan produksi aerosol saat air menyentuh tanah.
Selain memahami mekanisme terbentuknya bau hujan, riset ini juga memungkinkan ilmuwan untuk memahami penyebaran mikroorganisme lewat hujan. Siapa tahu, bakteri macam E coli juga bisa disebarkan lewat hujan.
sumber : Kompas
Peneliti Australia, IG Bear dan RG Thomas, pada publikasinya di jurnal Nature tahun 1964 menyebut bau hujan sebagai petrichor. Bau tersebut dideskripsikan seperti campuran minyak tumbuh-tumbuhan dan senyawa geosmin yang dilepaskan saat hujan sampai tanah.
Kini, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap rahasia di balik bau tersebut dan menguraikannya.
Menggunakan kamera kecepatan tinggi, ilmuwan mengobservasi cara tetesan air hujan menjebak gelembung udara saat menyentuh tanah. Hasil observasi dipublikasikan di jurnal Nature Communication, Rabu (14/1/2015) lalu.
Ilmuwan menemukan, tetesan air hujan akan menghasilkan senyawa bernama aerosol ketika menyentuh tanah.
Prosesnya, ketika menyentuh permukaan tanah berpori, tetesan air hujan akan memipih karena berkurangnya energi kinetik. Gelembung udara lalu terbentuk akibat perbedaan kecepatan pemuaian air dengan penyerapan air oleh tanah.
Penyerapan air oleh tanah berlangsung, membuat gelembung udara terjebak lalu membesar, dan terus bergerak naik.
Saat gelembung udara menyentuh permukaan bagian atas tetesan air, maka gelembung itu akan pecah. Saat pecah, gelembung itu kemudian melepaskan aerosol serta senyawa lain yang ada di tanah. Proses ini sangat singkat, cuma seperseratus ribu detik.
Menurut Cullen Blue, peneliti dari MIT yang terlibat dalam riset ini, gelembung udara yang pecah tak hanya melepaskan senyawa kimia, tetapi juga mikroorganisme, ke lingkungan sekitar.
Blue juga mengatakan bahwa lebih banyak partikel akan dihasilkan oleh hujan ringan dan sedang daripada hujan deras.
"Hujan terjadi setiap hari, sekarang juga sedang hujan di suatu wilayah di dunia. Hujan adalah fenomena yang sangat umum dan begitu menarik bagi kami sebab tak ada orang yang mengobservasi mekanisme ini," kata Blue seperti dikutip BBC, Jumat (16/1/2014).
Ilmuwan sudah pernah mengamati produksi aerosol saat air hujan menyentuh permukaan air. Ini adalah riset pertama yang mendeskripsikan produksi aerosol saat air menyentuh tanah.
Selain memahami mekanisme terbentuknya bau hujan, riset ini juga memungkinkan ilmuwan untuk memahami penyebaran mikroorganisme lewat hujan. Siapa tahu, bakteri macam E coli juga bisa disebarkan lewat hujan.
sumber : Kompas